I.
TUJUAN
1.1 Tujuan
Umum
Mengidentifikasi adanya suatu gugus fungsi aldehid dan keton dari suatu sampel organic
Mengidentifikasi adanya suatu gugus fungsi aldehid dan keton dari suatu sampel organic
1.2 Tujuan
Khusus
1.2.1
Mengidentifikasi adanya etanol menggunakan pereaksi tollens
Prinsip
Berdasarkan reaksi redoks antara reduksi Ag2+ à Ag+
Prinsip
Berdasarkan reaksi redoks antara reduksi Ag2+ à Ag+
1.2.2
Mengidentifikasi adanya etaol dengan menggunakan larutan fehling
Prinsip
Berdasarkan reaksi redoks etanol dengan Cu2+ dari CuSO4 menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah
Prinsip
Berdasarkan reaksi redoks etanol dengan Cu2+ dari CuSO4 menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah
1.2.3
Menentukan tingkat kereaktifan gugus fungsi suatu senyawa organic
Prinsip
Berdasarkan terbentuknya endapan
Prinsip
Berdasarkan terbentuknya endapan
1.2.4
Melakukan uji terhadap etanol menggunakan larutan kalium dalam suasana basa
kuat menghasilkan iodoform
Prinsip
Berdasarkan kereaktifan hydrogen yang bersifat asam dalam etanol oleh iod dan eliminasi iodoform oleh basa
1.2.5 Membuat polimer dari formaldehid
Prinsip
Berdasarkan polimer antara senyawa organic dengan resorsinal
Prinsip
Berdasarkan kereaktifan hydrogen yang bersifat asam dalam etanol oleh iod dan eliminasi iodoform oleh basa
1.2.5 Membuat polimer dari formaldehid
Prinsip
Berdasarkan polimer antara senyawa organic dengan resorsinal
II.
TEORI DASAR
Gugus fungsi adalah atom atau sekelompok
atom dengan susunan tertentu yang menentukan struktur dan sifat-sifat suatu
senyawa. Gugus fungsi ini merupakan bagian paling reaktif dan menjadi pusat
suatu reaksi kimia. Ketika suatu senyawa bereaksi, maka bagian yang mengalami
perubahan adalah bagian gugus fungsinya, sedangkan bagian yang lain pada
umumnya tetap. Senyawa-senyawa yang memiliki gugus fungsi yang sama
dikelompokkan ke dalam golongan yang sama.
Aldehid merupakan senyawa karbon yang
mengandung gugus karbonil yang mengikat satu atau dua atom hidrogen. Gugus
fungsinya adalah -CHO yang terletak di ujung rantai karbon. Senyawa golongan ini
merupakan reduktor kuat dan dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat. Aldehid
bersifat polar dan memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada senyawa
nonpolar yang memiliki massa molekul relatif sama.
Keton
merupakan senyawa karbon yang berisomer fungsi dengan aldehid. Senyawa golongan
ini mengandung gugus karbonil yang mengikat 2 gugus alkil. Gugus fungsinya
adalah -CO-. Keton bersifat polar dan titik didihnya lebih rendah daripada
alkohol yang bersesuaian.
Aldehid dan keton merupakan senyawa yang
mempunyai gugus karbonil. Aldehid mempunyai sedikitnya satu hydrogen yang
terikat pada karbon karbonil , sedangkan keton tidak mempunyai hydrogen yang
terikat pada karbonil , hanya karbon yang mengandung gugus R (R adalah alkil
atau aromatic).
Berikut ini adalah cara pembuatan
aldehid:
1.
Oksidasi alcohol primer dengan katalis Ag /Cu . reaksi ini dalam
industry digunakan untuk membuat formaldehid atau formalin.
2.
Destilasi kering garam natrium karboksilat dengan garam natriu m format
3.
Dari alkilester dengan pereaksio Grignard (RMgX)
4.
Pemutusan oksidatif ikatan rangkap yang mengandung hydrogen finilik
5.
Reduksi turunan asam karboksilat tertentu.
Berikut ini adalah cara pembuatan keton:
1.
Keton dalam industry dibuat dengan oksidator O2 dari udara dengna
katalis Cu dan Ag
2.
Keton dibuat dilaboratarium melalui reaksi oksidasi alcohol sekunder
dengan oksidator K2CrO7 dalam suasana
asam.
3.
Dengan destilasi keringgaram-garam alkali atau alkali tanah karboksilat.
Sifat fisik aldehid dan keton
Aldehid dan keton tidak mengandung
hydrogen yang terikat pada oksigen , maka tidak dapat terjadi ikatan hydrogen
seperti pada alcohol. Sebaliknya alcohol dan fenol adalah polar dan dapat
membentuk gaya tarik menarik elektrostatik yang relative kuat antara
molekulnya, bagian positif dari sebuah molekul akan tertarik pada bagian
negative dari yang lain (Fessenden, 1997).
Aldehid dan keton bereaksi dengan
berbagai senyawa, tetapi pada umumnya aldehid lebih reaktif dibanding keton. Kimiawan
memanfaatkan kemudahan oksidasi aldehid dengan mengembangkan beberapa uji untuk
mendeteksi gugus fungsi ini (Willbraham, 1992).
Berikut ini merupakan beberapa tes atau
uji yang digunakan untuk mempelajari sifat-sifat kimia dari aldehid dan keton.
1.
Oksidasi dengan KMnO4 (oksidator
kuat)
Aldehid dapat dioksidasi menjadi asam
karboksilat dengan oksidator kuat seperti KMnO4. Tes positif jika ion MnO4- yang bewarna ungu berubah menjadi endapan
MnO2 yang bewarna coklat.
2.
Tes Tollens
Aldehid dengan pereaksi tollens
(oksidator lembut)dioksidasi menjadi asam karboksilat , yang ditandai dengan
terbentuknya cermin perak.
3.
Tes Benedict
Aldehid alifatik dioksidasi menjadi asam
karboksilat dengan pereaksi benedict (
komplek ion Cu (II) sitrat dalam larutan basa). ion Cu (II) direduksi menjadi
Cu2O (endapan bewarna merah bata). Aldehid aromatic dan keton tidak bereaksi
dengan pereaksi benedict.
4.
Tes fehling
Pereaksi fehling merupakan kompleks ion
ion Cu (II) direduksi menjadi ion Cu2O (endapan merah bata)
5.
Tes Iodoform
Meyil keton menghasilkan endapan kuning
iodoform jika direaksikan dengan iodin dalam larutan NaOH.
6.
Tes 2,4- dinitrrilfenilhidrazin (2,4-DNDH)
Semua senyawa aldehid dan keton
menghasilkan endapan dengan pereaksi Tes 2,4- dinitrrilfenilhidrazin
(2,4-DNDH). Reaksi ini umum digunakan untuk mengetui adanya gugus aldehid dan
keton. Warna endapan yang terbentuk berfariasi. Mulai dari kuning hingga merah.
Alcohol tidak memberikan hasil positif dengan uji Ini.
III.
GAMBARAN UMUM
Senyawa
aldehida dan keton yaitu atom karbon yang dihubungkan dengan atom oksigen oleh
ikatan ganda dua (gugus karbonil), atau dengan kata lain aldehid dan keton
merupakan senyawa-senyawa yang mengandung salah satu dari gugus penting di
dalam kimia organik, yaitu gugus karbonil, C=O. Gugus karbonil adalah gugus
yang paling menentukan sifat kimia aldehid dan keton. Oleh karena itu, tidaklah
mengherankan jika terdapat kemiripan sifat-sifat dari senyawa golongan aldehid
dan keton. Aldehida adalah senyawa
organik yang karbon – karbonilnya (karbon yang terikat pada oksigen) selalu
berikatan dengan paling sedikit satu hidrogen. Sedangkan keton adalah senyawa
organik yang karbon- karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lain. Keberadaan
atom hidrogen tersebut menjadikan aldehid sangat mudah teroksidasi, atau dengan
kata lain, aldehid adalah agen pereduksi yang kuat. Karena keton tidak memiliki
atom hidrogen istimewa ini, maka keton sangat sulit teroksidasi dengan senyawa
lain. Jadi dengan penjelasan tersebut maka perbedaan antara sebuah aldehid
dengan sebuah keton dapat diketahui. Aldehid dapat dioksidasi dengan mudah
menggunakan semua jenis reagen
pengoksidasi, sedangkan keton tidak.
Pada praktikum kali ini dilakukan
beberapa uji untuk mengetahui sifat dari aldehid dan keton. Pengujian yang
dilakukan diantaranya yaitu uji tollens, uji idoform, dan uji fheling. sampel
yang digunakan yaitu benzaldehid, formaldehid, asetildehid, aseton, fruktosa,
glukosa, dan maltosa. Aldehid yang paling sederhana, yakni formaldehid yang mempunyai kecenderungan untuk
berpolimerisasi. Cairan yang baunya agak tidak enak ini digunakan sebagai bahan
pengawet untuk. Keton yang paling
sederhana adalah aseton, suatu cairan yang berbau sedap yang digunakan terutama
sebagai pelarut untuk senyawa organik.
Pengujian pertama dilakukan uji Tollens, Uji
tollens bertujuan untuk pengujian spesifik pada aldehid, reaksi oksidasi aldehid dengan
pereaksi tollens yang ditandai dengan terbentuknya cermin perak, sedangkan
keton tidak bereaksi. Dari data pengamatan yang didapat dengan menggunakan
sampel benzaldehid, formaldehid, asetildehid, aseton, fruktosa, glukosa, dan
maltosa. didapat hasil bahwa yang termasuk kedalam aldehid yaitu benzaldehid,
formaldehid, asetildehid, fruktosa, glukosa, dan maltosa, sedangkan aseton
tidak bereaksi pada uji ini, hal tersebut menandakan bahwa aseton termasuk
kedalam golongan keton. Gugus aktif pada pereaksi tollens adalah Ag2O yang bila
tereduksi akan menghasilakan endapan perak. Endapan perak ini akan menempel pada
tabung reaksi yang akan menjadi cermin perak. Penambahan amoniak bertujuan agar
tejadinya pembentukan tollens komplek dengan terjadinya endapan coklat, pada
saat pemanasan terjadi reaksi oksidasi dengan terbentuknya cermin perak. Oleh
karena itu Pereaksi Tollens sering juga disebut pereaksi cermin perak.
Pada pengujian kedua dilakukan Uji
Idoform, reaksi iodoform yaitu suatu reaksi yang spesifik terhadap senyawa yang mengandung gugus metil keton. Gugus metil
dari suatu metil keton diioninasi dalam suasana basa sampai
terbentuk iodoform padat berwarna
kuning (endapan berwarna kuning). Penambahan KI pada uji idoform
berfungsi sebagai pereaksi, yang akan menghasilkan warna coklat yang bertahan
selama 2 menit. Dari
data pengamatan yang didapat dengan menggunakan sampel benzaldehid,
formaldehid, asetildehid, aseton, fruktosa, glukosa, dan maltosa. Setelah
dilakukan pengujian didapat hasil bahwa yang termasuk kedalam metil keton yaitu
asetaldehid, sedangkan pada aseton termasuk kedalam keton, dan fruktosa merupakan
keton yang bereaksi. Sedangkan pada benzaldehid, formaldehid, glukosa, dan
maltosa tidak bereaksi (membentuk reaksi negatif) karena benzaldehid,
formaldehid, glukosa, dan maltosa, merupakan aldehid.
Pengujian ke tiga, dilakukan Uji
Fheling, pengujian fheling sama hal nya dengan pengujian pada tollens uji
fheling akan terjadi reaksi positif pada aldehid, dengan membentuk endapan
merah bata. Dari data pengamatan yang didapat dengan menggunakan sampel
benzaldehid, formaldehid, asetildehid, aseton, fruktosa, glukosa, dan maltosa.
didapat bahwa yang bereaksi positif dengan membentuk endapan merah bata yaitu
benzaldehid, formaldehid, asetildehid, fruktosa, glukosa, dan maltosa.
Sedangkan aseton membentuk reaksi negatif pada uji fheling. Pada pengujian fehling
setelah dimasukan pereaksi fheling A dan fheling B kemudian ditambahkan sampel,
selah itu dipanaskan. Pemanasan bertujuan untuk mempercepat oksidasi dari
preaksi fehling dan sampel.
IV.
DAFTAR
PUSTAKA
Fessenden, R. J & Fessenden J. S. 1997. Dasar – Dasar Kimia Organik. Jakarta:Bina Aksara.
Fessenden, R. J & Fessenden J. S. 1997. Dasar – Dasar Kimia Organik. Jakarta:Bina Aksara.
Haq, A. I. 2015. Laporan Praktikum Identifikasi Aldehid dan
Keton. https://kimiamath.wordpress.com/2015/06/02/laporan-praktikum-kimia-identifikasi-aldehid-dan-keton/. Diakses pada tanggal: 4 Februari 2015.
Pratiwi, N.
2015. Laporan Praktikum Aldehid dan Keton ( sifat fisik dan sifat kimia). http://novitasaripratiwi.blogspot.co.id/2015/03/larporan-praktikum-aldehid-dan-keton.html. Diakses pada tanggal: 4 Februari 2015.
Willbraham
& Michael, S.M. 1992. Kimia Organik dan Hayati. Bandung:ITB.
Zahra, F.
2015. Laporan Praktikum Kimia Organik “Aldehid dan Keton”. http://fzahra97.blogspot.co.id/2015/05/laporan-praktikum-kimia-organik-aldehid.html.Diakses pada tanggal: 4 Februari 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar