Senin, 22 Februari 2016

Aldehid dan Keton



I.                   TUJUAN
1.1  Tujuan Umum
Mengidentifikasi adanya suatu gugus fungsi aldehid dan keton dari suatu sampel organic
1.2  Tujuan Khusus
1.2.1 Mengidentifikasi adanya etanol menggunakan pereaksi tollens
Prinsip
Berdasarkan reaksi redoks antara reduksi Ag2+
à Ag+
1.2.2 Mengidentifikasi adanya etaol dengan menggunakan larutan fehling
Prinsip
Berdasarkan reaksi redoks etanol dengan Cu2+ dari CuSO4 menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah
1.2.3 Menentukan tingkat kereaktifan gugus fungsi suatu senyawa organic
Prinsip
Berdasarkan terbentuknya endapan
1.2.4 Melakukan uji terhadap etanol menggunakan larutan kalium dalam suasana basa kuat menghasilkan iodoform
Prinsip
Berdasarkan kereaktifan hydrogen yang bersifat asam dalam etanol oleh iod dan eliminasi iodoform oleh basa
1.2.5 Membuat polimer dari formaldehid
Prinsip
Berdasarkan polimer antara senyawa organic dengan resorsinal

II.                TEORI DASAR
Gugus fungsi adalah atom atau sekelompok atom dengan susunan tertentu yang menentukan struktur dan sifat-sifat suatu senyawa. Gugus fungsi ini merupakan bagian paling reaktif dan menjadi pusat suatu reaksi kimia. Ketika suatu senyawa bereaksi, maka bagian yang mengalami perubahan adalah bagian gugus fungsinya, sedangkan bagian yang lain pada umumnya tetap. Senyawa-senyawa yang memiliki gugus fungsi yang sama dikelompokkan ke dalam golongan yang sama.
Aldehid merupakan senyawa karbon yang mengandung gugus karbonil yang mengikat satu atau dua atom hidrogen. Gugus fungsinya adalah -CHO yang terletak di ujung rantai karbon. Senyawa golongan ini merupakan reduktor kuat dan dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat. Aldehid bersifat polar dan memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada senyawa nonpolar yang memiliki massa molekul relatif sama.
Keton merupakan senyawa karbon yang berisomer fungsi dengan aldehid. Senyawa golongan ini mengandung gugus karbonil yang mengikat 2 gugus alkil. Gugus fungsinya adalah -CO-. Keton bersifat polar dan titik didihnya lebih rendah daripada alkohol yang bersesuaian.
Aldehid dan keton merupakan senyawa yang mempunyai gugus karbonil. Aldehid mempunyai sedikitnya satu hydrogen yang terikat pada karbon karbonil , sedangkan keton tidak mempunyai hydrogen yang terikat pada karbonil , hanya karbon yang mengandung gugus R (R adalah alkil atau aromatic).
Berikut ini adalah cara pembuatan aldehid:
1.      Oksidasi alcohol primer dengan katalis Ag /Cu . reaksi ini dalam industry digunakan untuk membuat formaldehid atau formalin.
2.      Destilasi kering garam natrium karboksilat dengan garam natriu m format
3.      Dari alkilester dengan pereaksio Grignard (RMgX)
4.      Pemutusan oksidatif ikatan rangkap yang mengandung hydrogen finilik
5.      Reduksi turunan asam karboksilat tertentu.
Berikut ini adalah cara pembuatan keton:
1.      Keton dalam industry dibuat dengan oksidator O2 dari udara dengna katalis Cu dan Ag
2.      Keton dibuat dilaboratarium melalui reaksi oksidasi alcohol sekunder dengan oksidator K2CrO7  dalam suasana asam.
3.      Dengan destilasi keringgaram-garam alkali atau alkali tanah karboksilat.
Sifat fisik aldehid dan keton
Aldehid dan keton tidak mengandung hydrogen yang terikat pada oksigen , maka tidak dapat terjadi ikatan hydrogen seperti pada alcohol. Sebaliknya alcohol dan fenol adalah polar dan dapat membentuk gaya tarik menarik elektrostatik yang relative kuat antara molekulnya, bagian positif dari sebuah molekul akan tertarik pada bagian negative dari yang lain (Fessenden, 1997).
Aldehid dan keton bereaksi dengan berbagai senyawa, tetapi pada umumnya aldehid lebih reaktif dibanding keton. Kimiawan memanfaatkan kemudahan oksidasi aldehid dengan mengembangkan beberapa uji untuk mendeteksi gugus fungsi ini (Willbraham, 1992).
Berikut ini merupakan beberapa tes atau uji yang digunakan untuk mempelajari sifat-sifat kimia dari aldehid dan keton.
1.      Oksidasi dengan KMnO4  (oksidator kuat)
Aldehid dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat dengan oksidator kuat seperti KMnO4.  Tes positif jika ion MnO4-  yang bewarna ungu berubah menjadi endapan MnO2  yang bewarna coklat.
2.      Tes Tollens
Aldehid dengan pereaksi tollens (oksidator lembut)dioksidasi menjadi asam karboksilat , yang ditandai dengan terbentuknya cermin perak.
3.      Tes Benedict
Aldehid alifatik dioksidasi menjadi asam karboksilat  dengan pereaksi benedict ( komplek ion Cu (II) sitrat dalam larutan basa). ion Cu (II) direduksi menjadi Cu2O (endapan bewarna merah bata). Aldehid aromatic dan keton tidak bereaksi dengan pereaksi benedict.
4.      Tes fehling
Pereaksi fehling merupakan kompleks ion ion Cu (II) direduksi menjadi ion Cu2O (endapan merah bata)
5.      Tes Iodoform
Meyil keton menghasilkan endapan kuning iodoform jika direaksikan dengan iodin dalam larutan NaOH.
6.      Tes 2,4- dinitrrilfenilhidrazin (2,4-DNDH)
Semua senyawa aldehid dan keton menghasilkan endapan dengan pereaksi Tes 2,4- dinitrrilfenilhidrazin (2,4-DNDH). Reaksi ini umum digunakan untuk mengetui adanya gugus aldehid dan keton. Warna endapan yang terbentuk berfariasi. Mulai dari kuning hingga merah. Alcohol tidak memberikan hasil positif dengan uji Ini.

III.             GAMBARAN UMUM
Senyawa aldehida dan keton yaitu atom karbon yang dihubungkan dengan atom oksigen oleh ikatan ganda dua (gugus karbonil), atau dengan kata lain aldehid dan keton merupakan senyawa-senyawa yang mengandung salah satu dari gugus penting di dalam kimia organik, yaitu gugus karbonil, C=O. Gugus karbonil adalah gugus yang paling menentukan sifat kimia aldehid dan keton. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika terdapat kemiripan sifat-sifat dari senyawa golongan aldehid dan keton.  Aldehida adalah senyawa organik yang karbon – karbonilnya (karbon yang terikat pada oksigen) selalu berikatan dengan paling sedikit satu hidrogen. Sedangkan keton adalah senyawa organik yang karbon- karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lain. Keberadaan atom hidrogen tersebut menjadikan aldehid sangat mudah teroksidasi, atau dengan kata lain, aldehid adalah agen pereduksi yang kuat. Karena keton tidak memiliki atom hidrogen istimewa ini, maka keton sangat sulit teroksidasi dengan senyawa lain. Jadi dengan penjelasan tersebut maka perbedaan antara sebuah aldehid dengan sebuah keton dapat diketahui. Aldehid dapat dioksidasi dengan mudah menggunakan semua jenis reagen pengoksidasi, sedangkan keton tidak.
Pada praktikum kali ini dilakukan beberapa uji untuk mengetahui sifat dari aldehid dan keton. Pengujian yang dilakukan diantaranya yaitu uji tollens, uji idoform, dan uji fheling. sampel yang digunakan yaitu benzaldehid, formaldehid, asetildehid, aseton, fruktosa, glukosa, dan maltosa. Aldehid yang paling sederhana, yakni formaldehid yang mempunyai kecenderungan untuk berpolimerisasi. Cairan yang baunya agak tidak enak ini digunakan sebagai bahan pengawet untuk. Keton yang paling sederhana adalah aseton, suatu cairan yang berbau sedap yang digunakan terutama sebagai pelarut untuk senyawa organik.
Pengujian pertama dilakukan uji Tollens, Uji tollens bertujuan untuk pengujian spesifik pada aldehid, reaksi oksidasi aldehid dengan pereaksi tollens yang ditandai dengan terbentuknya cermin perak, sedangkan keton tidak bereaksi. Dari data pengamatan yang didapat dengan menggunakan sampel benzaldehid, formaldehid, asetildehid, aseton, fruktosa, glukosa, dan maltosa. didapat hasil bahwa yang termasuk kedalam aldehid yaitu benzaldehid, formaldehid, asetildehid, fruktosa, glukosa, dan maltosa, sedangkan aseton tidak bereaksi pada uji ini, hal tersebut menandakan bahwa aseton termasuk kedalam golongan keton. Gugus aktif pada pereaksi tollens adalah Ag2O yang bila tereduksi akan menghasilakan endapan perak. Endapan perak ini akan menempel pada tabung reaksi yang akan menjadi cermin perak. Penambahan amoniak bertujuan agar tejadinya pembentukan tollens komplek dengan terjadinya endapan coklat, pada saat pemanasan terjadi reaksi oksidasi dengan terbentuknya cermin perak. Oleh karena itu Pereaksi Tollens sering juga disebut pereaksi cermin perak.
Pada pengujian kedua dilakukan Uji Idoform, reaksi iodoform yaitu suatu reaksi yang spesifik terhadap senyawa yang mengandung gugus metil keton. Gugus metil dari suatu metil keton diioninasi dalam suasana basa sampai terbentuk iodoform padat berwarna kuning (endapan berwarna kuning). Penambahan KI pada uji idoform berfungsi sebagai pereaksi, yang akan menghasilkan warna coklat yang bertahan selama 2 menit. Dari data pengamatan yang didapat dengan menggunakan sampel benzaldehid, formaldehid, asetildehid, aseton, fruktosa, glukosa, dan maltosa. Setelah dilakukan pengujian didapat hasil bahwa yang termasuk kedalam metil keton yaitu asetaldehid, sedangkan pada aseton termasuk kedalam keton, dan fruktosa merupakan keton yang bereaksi. Sedangkan pada benzaldehid, formaldehid, glukosa, dan maltosa tidak bereaksi (membentuk reaksi negatif) karena benzaldehid, formaldehid, glukosa, dan maltosa, merupakan aldehid.
Pengujian ke tiga, dilakukan Uji Fheling, pengujian fheling sama hal nya dengan pengujian pada tollens uji fheling akan terjadi reaksi positif pada aldehid, dengan membentuk endapan merah bata. Dari data pengamatan yang didapat dengan menggunakan sampel benzaldehid, formaldehid, asetildehid, aseton, fruktosa, glukosa, dan maltosa. didapat bahwa yang bereaksi positif dengan membentuk endapan merah bata yaitu benzaldehid, formaldehid, asetildehid, fruktosa, glukosa, dan maltosa. Sedangkan aseton membentuk reaksi negatif pada uji fheling. Pada pengujian fehling setelah dimasukan pereaksi fheling A dan fheling B kemudian ditambahkan sampel, selah itu dipanaskan. Pemanasan bertujuan untuk mempercepat oksidasi dari preaksi fehling dan sampel.

IV.             DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, R. J & Fessenden J. S. 1997. Dasar – Dasar Kimia Organik. Jakarta:Bina Aksara.
Haq, A. I. 2015. Laporan Praktikum Identifikasi Aldehid dan Keton. https://kimiamath.wordpress.com/2015/06/02/laporan-praktikum-kimia-identifikasi-aldehid-dan-keton/. Diakses pada tanggal: 4 Februari 2015.
Pratiwi, N. 2015. Laporan Praktikum Aldehid dan Keton ( sifat fisik dan sifat kimia). http://novitasaripratiwi.blogspot.co.id/2015/03/larporan-praktikum-aldehid-dan-keton.html. Diakses pada tanggal: 4 Februari 2015.
Willbraham & Michael, S.M. 1992. Kimia Organik dan Hayati. Bandung:ITB.
Zahra, F. 2015. Laporan Praktikum Kimia Organik “Aldehid dan Keton”. http://fzahra97.blogspot.co.id/2015/05/laporan-praktikum-kimia-organik-aldehid.html.Diakses pada tanggal: 4 Februari 2015.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar