Rabu, 17 Februari 2016

Protein



PROTEIN
I.                    TUJUAN
1.1  Tujuan Umum
Untuk mengenal jenis – jenis protein melalui sifat – sifat terhadap pereaksi – pereaksi tertentu
1.2  Tujuan Khusus
1.2.1        Uji Ninhidrin
Tujuan
mengetahui senyawa turunan aldehid yang disertai pembebasan karbondioksida dan ammonia
Prinsip
berdasarkan reaksi redoks pembentukan senyawa yang lebih rendah disertai pembebasan karbon dioksida dan ammonia menghasilkan warna biru (kecuali prolin dan hidroksiprolin menghasilkan warna kuning)
1.2.2        Uji Biuret
Tujuan
Mengetahui adanya dua ikatan peptide pada senyawa protein
Prinsip
Berdasarkan reaksi pembentukan kompleks Cu2+ dengan gugus Co dan gugus NH sari rantai peptide dalam suasana basa
1.2.3        Titik Isoelektrik Protein
Tujuan
Menentukan titik isoelektrik protein dari larutan kasein  0,5% dengan sedikit pH buffer asetat
Prinsip
Berdasarkan pembentukan endapan atau kelarutan pada pH tertentu dimana titik isoelektrik protein menunjukkan pada pH yang


II.                 DASAR TEORI
Protein memiliki molekul besar dengan berat molekul bervariasi antara 5000 hingga jutaan. Dengan cara hidrolisis oleh asam atau oleh enzim, protein akan menghasilkan asam-asam amino. Ada 20 jenis asam amino yang terdapat dalam molekul protein. Asam-asam amino ini terikat satu dengan lain oleh ikatan peptide. Protein mudh dipengaruhi oleh suhu tinggi, pH, dan pelarut organik
Ditinjau dari strukturnya, protein dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu golongan protein sederhana dan protein gabungan.Protein sederhana adalah protein yang hanya terdiri atas molekul asam-asam amino, sedangkan protein gabungan adalah protein yang terdiri atas protein dan gugus bukan protein.Gugus ini disebut gugus prostetik dan terdiri atas karbohidrat, lipid atau asam nukleat
Protein sederhana dapat dibagi dalam dua bagian menurut bentuk molekulnya, yaitu protein fiber dan protein globular.Protein fiber mempunyai bentuk molekul panjang seperti serat atau serabut, sedangkan protein globular berbentuk bulat
Protein adalah segolongan besar senyawa organik yang dijumpai dalam semua makhluk hidup. Protein terdiri dari karbon, hidrogen, nitrogen, dan kebanyakan juga mengandung sulfur. Bobot molekulnya berkisar dari 6000 sampai beberapa juta. Molekul protein terdiri dari satu atau beberapa panjang polipeptida dari asam-asam amino yang terikat dengan urutan yang khas. Urutan ini dinamakan struktur primer dari protein. Polipeptida ini dapat melipat atau menggulung. Sifat dan banyaknya pelipatan menyebabkan timbulnya struktur sekunder. Bentuk tiga dimensi dari polipeptida yang menggulung atau melipat ini dinamakan struktur tersier. Struktur kuartener muncul dari hubungan structural beberapa polipeptida yang terlibat. Jika dipanaskan di atas 50oC atau dikenal asam atau basa kuat, protein kehilangan struktur tersiernya yang khas dan dapat membentuk koagulat yang tak larut (misalnya putih telur). Proses ini biasanya menonaktifkan sifat hayatinya (Daintith, 2005).
Protein merupakan polimer dari asam amino dan merupakan sebagian besar dari tubuh manusia dan hewan tingkat tinggi. Sebagian protein merupakan penyusun tubuh (daging, kulit, rambut, dan lain-lain), sebagian mempunyai fungsi katalis (enzim), yang menyebabkan reaksi-reaksi tertentu dapat berlangsung baik pada kondisi tubuh. Protein disusun oleh asam amino dengan melalui ikatan α amida yang disebut ikatan peptida (Isnain, 2008)

Asam-asam amino beraksi dengan ninhidryn untuk membentuk produk yang disebut ungu ruhenann. Reaksi ini biasa digunakan sebagai uji bercak untuk mendeteksi hadirnya asam-asam amino pada kertas kromatografi. Karena reaksi itu kuantitatif, reaksi ini digunakan sebagai penganalisis asam amino yang diotomasi, instrumen-instrumen yang menetapkan persentase asam-asam amino yang ada dalam suatu contoh (Fessenden dan Fessenden, 1994)

Reaksi biuret dapat digunakan untuk mengidentifikasikan protein. Dalam larutan basa, biuret memberikan warna violet dengan CuSO4 , karena terbentuk kompleks dengan gugus CO dan gugus NH dari rantai ammonium dalam suasana basa (Patong, 2007).

Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna. Protein yang mengandung tirosin akan memberikan hasil positif (Poedjiadi, 1994)

III.               GAMBARAN UMUM
Ninhidrin adalah suatu senyawa oksidator kuat yang apabila bereaksi dengan asam α amino akan menghasilkan warna ungu. Reaksi ini terjadi dengan senyawa amin primer dan ammonia tanpa pembebasan CO. Reaksi ninhidrin digunakan untuk mengetahui adanya kandungan asam α-amino. Ninhidrin adalah suatu reagen yang berguna untuk mendeteksi asam amino dan menetapkan konsentrasinya dalam larutan. Apabila bereaksi dengan asam amino menghasilkan zat berwarna ungu
uji Ninhidrin bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya asam amino pada sampel yang diujikan. Dari data pengamatan didapat zat yang diujikan yaitu albumin + buffer asatat pH 5 + 20 tetes larutan Ninhidrin, kemudian menghasilkan warna ungu kebiru – biruan, maka hal tersebut menandakan adanya reaksi asam amino pada sampel albumin. Asam amino yang mengandung asam alfa amino akan memberikan reaksi dengan larutan  Ninhidrin membentuk warna biru. Pertama kali terjadi oksidasi alfa amino oleh larutan Ninhidrin. Kemudian terjadi kondensasi antara amonia, larutan Ninhidrin tereduksi dan larutan Ninhidrin membentuk senyawaa kompleks berwarna biru.
Biuret adalah reagen yang digunakan untuk mendeteksi adanya ikatan peptida. Dalam uji biuret ini terdapat 2 reagen, yakni CuSO4 dan NaOH. Pada uji biuret, ketika beberapa tetes larutan CuSO4 yang sangat encer ditambahkan pada alkali kuat dari peptida atau protein dihasilkan warna ungu, adalah test yang umum untuk protein dan diberikan oleh peptida yang berisi dua atau lebih rantai peptida. Biuret dibentuk dengan pemanasan urea dan mempunyai struktur mirip dengan struktur peptida dari protein.
pada uji Biuret yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya rantai peptide pada sampel yang diujikan. Sampel yang diujikan yaitu 1mL albumin + 0,1% CuSO4 + 10% NaOH menghasilkan warna ungu pada tetes ke satu, pada larutan tersebut tidak terdapat endapan, tetapi larutan barubah warna menjadi warna ungu. Hal ini disebabkan penambahan CuSO4 sehingga terbentuk kompleks antar Cu2+ dengan gugus amino dari protein. Semakin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan ini menunjukan makin panjang ikatan peptidanya. Sedangkan penambahan NaOH pada protein telur agar bersifat basa. Bahwa jika protein didihkan dengan asam kuat atau basa kuat yang pekat, molekulnya akan terhidrolisis menjadi molekul asam amino. Oleh sebab itu kemungkinan penambahan NaOH agar protein terurai menjadi asam amino. Sedangkan penambahan CuSO4 berfungsi sebagai uji positif terhadap ikatan peptida, jika terbentuk warna ungu berarti sampel tersebut mengandung protein.
Pada pengujian terakhir yaitu dilakukan pengujian titik isoelektrik, titik isoelektrik tersebut dapat ditentukan dengan kekeruhan atau adanya endapan pada larutan. Dari data pengamatan yang didapat setelah dilakukan percobaan, adanya endapan pada larutan tersebut pada pH 5,0 dan pH 4,1. Pada titik isolistrik protein mempunyai muatan positif dan negatif yang sama, sehingga tidak bergerak ke arah elektroda positif maupun negatif apabila ditempatkan di antara kedua elektroda tersebut

IV.              DAFTAR PUSTAKA
Daintith, J., 2005, Kamus Lengkap Kimia, Erlangga, Jakarta.
Fessenden, R. J. dan Fessenden, J. S., 1994, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.
Isnain, K., 2008, Penulisan Daftar Pustaka (Laporan Kumpulan Artikel Bahasa
Aatunhalu), Uji Protein, http://aatunhalu.wordpress.com/2008/11/18/faq-
tentang-kumpulan-artikel/, diakses 15 Maret 2009.
Patong, A. R., 2007, Penuntun Praktikum Biokimia, Laboratorium Biokimia
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Hasanuddin, Makassar.
Poedjiadi, A., 1994, Dasar-dasar Biokimia, UI-Press, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar