Analisis organik asam karboksilat dan ester
I.
TUJUAN
1.1
Tujuan Umum
Mengidentifikasi
adanya asam karboksilat dan ester dalam senyawa organic
1.2
Tujuan Khusus
1.2.1
Uji Feriklorida
Tujuan
Tujuan
Menentukan
reaksi hasil penggaraman antara asam organic dengan basa organic dengan
pereaksi feriklorida
Prinsip
Berdasarkan reaksi penggaraman antara asam organic dan basa organic
Prinsip
Berdasarkan reaksi penggaraman antara asam organic dan basa organic
a. Asam
format dan asam asetat
Tujuan
menentukan reaksi garam organikdengan feriklorida
Prinsip
Reaksi penggaraman antara asam organic dan basa organic
menentukan reaksi garam organikdengan feriklorida
Prinsip
Reaksi penggaraman antara asam organic dan basa organic
b. Asam
Benzoat
Tujuan
Menentukan reaksi dari penggaraman dari senyawa organic dengan feriklorida
Tujuan
Menentukan reaksi dari penggaraman dari senyawa organic dengan feriklorida
Prinsip
Berdasarkan
reaksi penggaraman organic dari asam organic dan basa organic
c. Asam
Oksalat
Tujuan
Menentukan reaksi dari hasil penggaraman dari asam organic dan basa organil dengan feriklorida
Prinsip
Berdasarkan reaksi penggaraman dari asam organic dan basa organic
Tujuan
Menentukan reaksi dari hasil penggaraman dari asam organic dan basa organil dengan feriklorida
Prinsip
Berdasarkan reaksi penggaraman dari asam organic dan basa organic
1.2.2 Saponifikasi
Tujuan
Membuat sabun dengan asam organic dan basa kuat
Prinsip
Berdasarkan reaksi saponifikasi antara asam organic dengan basa kuat
Tujuan
Membuat sabun dengan asam organic dan basa kuat
Prinsip
Berdasarkan reaksi saponifikasi antara asam organic dengan basa kuat
1.2.3 Esterifikasi
Tujuan
Membuat senyawa ester dari alcohol
Prinsip
Berdasarkan reaksi esterifikasi
Tujuan
Membuat senyawa ester dari alcohol
Prinsip
Berdasarkan reaksi esterifikasi
1.2.4 Oksidasi
Tujuan
menentukan hasil reaksi oksidasi dari asam oksalat
Prinsip
Berdasarkan reaksi oksidasi
Tujuan
menentukan hasil reaksi oksidasi dari asam oksalat
Prinsip
Berdasarkan reaksi oksidasi
1.2.5 Reaksi Fenton
Tujuan
menentukan hasil reaksi dari asam tatrat
Prinsip
Berdasarkan pembentukan OH
Tujuan
menentukan hasil reaksi dari asam tatrat
Prinsip
Berdasarkan pembentukan OH
II. Teori
Suatu asam karboksilat adalah suatu
senyawa organik yang mengandung gugus karboksil, –COOH. Gugus karboksil
mengandung gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil; antar aksi dari kedua gugus
ini mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik dan untuk asam karboksilat
(Fessenden, 1997). Asam format terdapat pada semut merah (asal dari nama),
lebah, jelatang dan sebagainya (juga
sedikit dalam urine dan peluh). Sifat
fisika: cairan, tak berwarna, merusak kulit, berbau tajam, larut dalam H O dengan
sempurna. Sifat kimia: asam paling kuat dari asam-asam karboksilat, mempunyai gugus
asam dan aldehida (Riawan, 1990). Asam asetat (CH COOH) sejauh ini merupakan
asam karboksilat yang paling penting diperdagangan, industri dan laboratorium.
Bentuk murninya disebut asam asetat glasial karena senyawa ini menjadi padat
seperti es bila
didinginkan. Asam asetat glasial tidak
berwarna, cairan mudah terbakar (titik leleh 7ºC, titik didih 80ºC), dengan
bau pedas menggigit. Dapat bercampur dengan air dan banyak pelarut organic (Fessenden,
1997).
Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh
asam
karboksilat adalah:
1. Reaksi Pembentukan Garam
Garam organik yang membentuk dan
memiliki sifat fisik dari garam anorganik padatannya, NaCl dan KNO adalah garam
organik yang meleleh pada temperatur tinggi, larut dalam air dan tidak berbau.
Reaksi yang terjadi adalah:
HCOOH + Na → HCOONa + H O
2. Reaksi Esterifikasi
Ester asam karboksilat ialah senyawa
yang mengandung gugus –COOR dengan R dapat berbentuk alkil. Ester dapat
dibentuk berkat reaksi langsung antara asam karboksilat dengan alkohol. Secara
umum reaksinya adalah:
RCOOH + R’OH → RCOOR + H O
3. Reaksi Oksidasi
Reaksi terjadi pada pembakaran atau oleh
reagen yang sangat kokoh dan kuat seperti asam sulfat, CrO , panas. Gugus asam
karboksilat teroksidasi sangat lambat.
4. Pembentukan Asam Karboksilat
Beberapa cara pembentukan asam
karboksilat dengan jalan sintesa dapat dikelompokkan dalam 3 cara yaitu: reaksi
hidrolisis turunan asam karboksilat, reaksi oksidasi, reaksi Grignat
(Fessenden, 1997). Asam karboksilat, dengan basa akan membentuk garam dan
dengan alcohol menghasilkan eter. Banyak dijumpai dalam lemak dan minyak, sehingga
sering juga disebut asam lemak. Pembuatannya
antara lain melalui oksidasi alkohol primer, sekunder atau aldehida, oksidasi alkena,
oksidasi alkuna hidrolisa alkil sianida (suatu nitril) dengan HCl encer,
hidrolisa ester dengan asam, hidroilisa asil halida, dan reagen
organolitium (Wilbraham, 1992).
III. Gambaran umum
1. Pembentukan Asam Karboksilat
a. Oksidasi aldehid Langkah pertama yang
perlu dilakukan adalah
memasukkan KMnO ke dalam tabung
reaksi dan menambahkan H SO pekat. Kemudian dikocok agar larutan
homogen. Menambahkan sampel asetaldehid lalu dipanaskan dalam penangas
air, pemanasan dilakukan untuk mempercepat reaksi yang berlangsung. Maka didapatkan
perubahan yang terjadi adalah larutan terasa panas, mengalami perubahan warna
dari ungu menjadi cokelat, muncul gelembung, dan bau menyengat. Percobaan di
atas menunjukkan adanya reaksi positif dari sampel asetaldehid karena terbentuknya
asam karboksilat yang dibuktikan dengan bau yang menyengat. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut:
O R C H + [ O ] RCO H
b. Hidrolisis ester
Langkah pertama yang perlu dilakukan
adalah memasukkan ke dalam tabung reaksi H SO dan etil asetat.
Maka didapatkan perubahan yang terjadi adalah larutan terasa panas berwarna
bening, dan bau yang dihasilkan adalah bau balon. Hal tersebut menunjukkan
adanya reaksi positif dari etil asetat karena munculnya bau balon yang
menunjukkan ada proses pembentukan asam karboksilat. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut:
O/R C – OR + H O RCO H + HOR
c. Reaksi garam karboksilat dengan asam
sulfat
Langkah pertama yang perlu dilakukan
adalah memasukkan larutan Na-asetat dan H SO encer. Kemudian
mengocok agar larutan menjadi homogen dan dipanaskan agar reaksi berlangsung lebih
cepat. Maka didapatkan perubahan yang terjadi adalah larutan berwarna bening,
dan bau yang dihasilkan adalah bau kapur barus. Hal tersebut menunjukkan adanya
reaksi positif dari Na-asetat karena munculnya bau kapur barus yang menunjukkan
ada proses pembentukan asam karboksilat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut:
2CH CO Na + H SO Na SO + 2CH CO H
2. Pembentukan Garam Karboksilat
Langkah pertama yang perlu dilakukan
adalah dimasukkan larutan sampel (asam asetat, asam format, asam propionat)
ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan NaOH. Kemudian dikocok agar larutan
homogen. Maka didapatkan perubahan yang terjadi secara berturut-turut adalah
pada sampel asam
asetat larutan berwarna bening, sampel
asam format larutan berwarna bening, sampel asam propionat larutan berwarna
bening dan terdapat gelembung. Hal tersebut menunjukkan hanya asam propionat
yang bereaksi positif pada pembentukan garam karboksilat, yang ditunjukkan dengan
munculnya gelembung. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
CH COOH + NaOH CH COONa + H O
Asam asetat
HCOOH + NaOH HCOONa + H O
Asam format
C H COOH + NaOH C H COONa + H O
Asam propionat
3. Esterifikasi
Langkah pertama yang perlu dilakukan
adalah dimasukkan ke dalam tabung reaksi etanol lalu ditambahkan asam asetat dan tetes H SO pekat Kemudian dikocok agar larutan homogen dan
dipanaskan dalam penangas air selama , pemanasan dilakukan untuk
mempercepat reaksi yang berlangsung. Maka didapatkan sebagai berikut pada sampel
asam format warna larutan bening, ada gelembung, setelah dipanaskan bau
menyengat. Sampel asam propionat warna larutan bening, setelah dipanaskan tetap
bau sangat menyengat. Sampel asam asetat warna larutan bening, setelah
dipanaskan bau menyengat. Percobaan tersebut diketahui bahwa asam propionat
lebih reaktif daripada sampel yang lain, karena menghasilkan bau yang sangat
menyengat. Sampel asam asetat yang paling tidak bereaksi. Langkah kedua yang
perlu dilakukan adalah dimasukkan ke dalam tabung reaksi etanol absolut
lalu ditambahkan asam asetat dan H SO pekat Kemudian dikocok
agar larutan homogen dan dipanaskan dalam penangas air , pemanasan
dilakukan untuk mempercepat reaksi yang berlangsung. Maka didapatkan sebagai
berikut pada sampel asam format ada gelembung, setelah dipanaskan bau
menyengat. Sampel asam propionat warna larutan bening, ada 2 lapisan (atas
bening, bawah kuning) setelah dipanaskan tetap bau menyengat. Sampel asam asetat
warna larutan bening, setelah dipanaskan bau tidak menyengat. Percobaan
tersebut diketahui bahwa asam propionat lebih reaktif dari pada sampel yang
lain,
karena menghasilkan bau yang menyengat.
Asam asetat paling tidak bereaksi. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
CH
CO H + CH CH OH CH CO CH CH + H O
Asam asetat etanol etil asetat
Reaksi yang terjadi pada etanol dan
etanol absolut adalah sama seperti di atas. Bedanya hanya pada bau yang
dihasilkan. Etanol baunya adalah bau balon dan sedikit bau asetat
(menyengat). Sedangkan pada etanol absolut berbau balon (keton) saja. Hal ini disebabkan
pada etanol 70% terdapat 30% air, yang berfungsi sebagai pengikat air, sehingga
ketika larutan dituangkan ke air menghasilkan bau yang menyengat.
4. Oksidasi
a. Oksidasi dengan KMnO
Langkah pertama yang perlu dilakukan
adalah memasukan ke dalam tabung reaksi asam format dan ditambahkan
KMnO . Kemudian dipanaskan dalam penangas selama , pemanasan dilakukan untuk
mempercepat reaksi yang berlangsung. Maka didapatkan utnuk sampel asam format
warna cokelat, kemudian warna larutan menjadi bening setelah ditambah sampel,
setelah dipanaskan tidak ada endapan. Sampel asam asetat didapatkan warna ungu,
setelah dipanaskan ada endapan merah bata. Sampel asam propionat didapatkan
warna merah kekuningan, setelah dipanaskan ada endapan cokelat tua. Hal tersebut
menunjukkan bahwa asam asetat dan asam propionat lebih reaktif dari pada asam
format dalam reaksi Oksidasi dengan KMnO . Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut:
KMnO HCOOH + O CO + H O
Asam format
CH COOH + KMnO CH + CO + H O
Asam asetat
CH CH COOH + KMnO 2CH + CO + H O
Asam propionat
b. Oksidasi dengan pereaksi fehling
Langkah pertama yang perlu dilakukan
adalah dimasukkan ke dalam tabung reaksi asam format dan ditambahkan fehling A dan B. Kemudian dipanaskan dalam penangas , pemanasan
dilakukan untuk mempercepat reaksi yang berlangsung. Pada sampel asam format larutan
terdiri atas dua bagian, lapisan atas berwarna biru tua dan lapisan bawah berwarna kuning kecoklatan. Pada asam asetat,
setelah dilakukan pemanasan pada larutan, tidak terjadi perubahan secara fisik
pada larutan, yakni larutan tetap berwarna biru muda. Hal ini menunjukkan bahwa
asam asetat tidak bisa dioksidasi oleh reagen fehling disebabkan karena asam
asetat tergolong asam lemah, sehingga memiliki daya oksidasi yang lemah pula
dan tidak dapat mereduksi larutan fehling. Reaksi yang terjadi dapat dituliskan
sebagai berikut:
HCOOH + 2CuO CO + H O + Cu O
Asam format
CH COOH + 2CuO CH CO + H O + Cu O
Asam asetat
CH CH COOH + 2CuO CH CH CO + H O + Cu O
Asam Propionat
5. Reaksi garam karboksilat
Langkah pertama yang perlu dilakukan
adalah dimasukkan ke dalam tabung reaksiNa-Asetat dan ditambahkan FeCl hingga terbentuk warna merah. Maka didapatkan larutan berwarna orange setelah
dipanaskan warna larutan berubah lagi menjadi warna orange tua. Hal tersebut
menunjukan bahwa terjadi reaksi positif dari na-asetat. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut:
3NaCH COO + FeCl 3NaCl + 3CH COO + Fe
6CH COO + 3Fe + 2H O [Fe (OH) (CH COO) ]
+
2H
DAFTAR PUSTAKA
Annisa. 2009. Asam Karboksilat.
http://annisanfushie.wordpress.com/2009/01/02/asam-karboksilat/
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan
S. 1997.
Dasar-dasatr Kimia Organik. Bina Aksara.
Jakarta.
Riawan, S. 1990. Kimia Organik Edisi 1 .
Binarupa Aksara.
Jakarta.
Wilbraham, Antony C. 1992. Pengantar
Kimia Organik 1 .
ITB. Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar