I.
TUJUAN
1.1
Tujuan Umum
Mengenal jenis – jenis lipid (lemak) melalui sifat –
sifatnya terhadap pereaksi tertentu
1.1.1
Uji Kelarutan
Tujuan
Menentukan derajat kelarutan lemak dalam air, alcohol
dingin dan alcohol panas 2 – kloroform
Prinsip
Berdasarkan hokum “like dissolved like” dimana senyawa
yang bersifat polar akan relative lebih larut dalam pelarut non – polar
1.1.2
Uji Akroelin
Tujuan
Membuktikan adanya gliserol dalam lemak dan
mengidentifikasi bau khas gliserol
Prinsip
Berdasarkan reaksi dehidratasi gliserol dengan HSO4 anhidrat sehingga membentuk senyawa aldehid tidak jenuh (akrolein)
Berdasarkan reaksi dehidratasi gliserol dengan HSO4 anhidrat sehingga membentuk senyawa aldehid tidak jenuh (akrolein)
1.1.3
Uji Liberman – Borchatel untuk Kolesterol
Tujuan
Membuktikan adanya kolesterol dalam lemak
Prinsip
Berdasarkan reaksi dehidratasi asam asetat anhidrat menjadi 1,4 – kolesteroldiena
Membuktikan adanya kolesterol dalam lemak
Prinsip
Berdasarkan reaksi dehidratasi asam asetat anhidrat menjadi 1,4 – kolesteroldiena
II.
TEORI DASAR
Lipid berasal dari kata Yunani yang
berarti lemak. Secara bahasa lipid merupakan lemak, sedangkan di lihat dari
strukturnya, lipid merupakan senyawa trimester yang di bentuk dari senyawa
gliserol dan berbagai asam karboksilat rantai panjang. Jadi lemak disusun dari
2 jenis molekul yang lebih kecil yaitu gliserol dan asam lemak. Gliserol adalah
sejenis alkohol yang memiliki 3 karbon yang masing – masing mengandung sebuah
gugus hidroksil. Asam lemak memiliki kerangka karbon yang panjang, umumnya 16
sampai 18 atom karbon, panjangnya salah satu ujung asam lemak itu adalah kepala
yang terdiri atas suatu gugus karboksil dan gugus fungsional yang menyebabkan
molekul ini diebut sebagai asam lemak, yang berikatan dengan gugus karboksilat
itu adalah hidrokarbon panjang yang disebut ekor.
Suatu lipid didefenisikan sebagai
senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi
larut dalam pelarut organik nonpolar seperti suatu hidrokarbon atau dietil
eter. Lipid adalah senawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol
yang kadang – kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam pelarut organik seperti : eter, aseton, kloroform dan benzene.
Lipid tidak memiliki rumus molekul
yang sama, akan tetapi terdiri dari beberapa golonag yang berbeda. Berdasarkan
kemiripan struktur kimia yang dimiliki, lipid di bagi menjadi beberapa golongan
yaitu asam lemak, lemak dan fosfolipid. Lemak secara kimia di artikan sebagai
ester dari asam lemak dan gliserol. R1, R2, R3 dalam rumus umum asam lemak
adalah rantai hidrokarbon dengan jumlah atom karbon dari 3 sampai 23, tetapi
yang paling umum di jumpai yaitu 15 dan 17 ( Salirawati et al, 2007).
Lemak dan minyak adalah trigliserida
atau triasilgliserol, kedua istilah ini berarti “triester (dari) gliserol”.
Perbedaan antara suatu lemak dan minyak bersifat sebarang : pada temperatur
kamar lemak berbentuk padat dan minyyak bersifat cair. Sebagian besar gliserida
pada hewan adalah berupa lemak, sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung
berupa minyak ( Fessenden dan Fessenden, 1982 ).
Lemak di golongkan berdasarkan
kejenuhan ikatan pada asam lemaknya. Adapun penggolongannya adalah asam lemak
jenuh dan asam lemak tak jenuh. Lemak yang mengandung asam – asam lemak jenuh,
yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Dalam lemak hewani
misalnya lemak babi dan lemak sapi, kandungan asam lemak jenuhnya lebih
dominan. Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang memiliki ikatan rangkap.
Jenis asam lemak ini dapat di identifikasi dengan reaksi adisi, dimana ikatan
rangkap akan terputus sehingga terbentuk asam lemak jenuh (Salirawati et al,
2007).
III.
GAMBARAN UMUM
Lipid adalah senyawa yang merupakan
ester dari asam lemak dengan gliserol. Lipid tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam pelarut organik seperti ester, aseton, kloroform, dan benzena.
Larutan polar merupakan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik sedangkan
larutan nonpolar merupakan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Emulsi adalah salah satu campuran
yang terdiri dari zat yang tidak tercampur atau tidak homogen, seperti air dan
minyak, pengemulsian adalah zat yang menstabilkan emulsi yang biasanya berupa
protein. Emulsi dapat pula diartikan sebagai dispersi atau suspensi menstabil
suatu cairan lain yang keduanya tidak saling melarutkan. Supaya terbentuk
emulsi yang stabil maka diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier
atau emulgator yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase
cairan.
Adapun pembahasan yang diperoleh
pada pengamatan ini yaitu:
1. Uji kelarutan lemak dengan minyak kelapa
Minyak atau lemak yang mengandung asam-asam lemak
tidak jenuh dapat teroksi dari oksigen yang menghasilkan suatu senyawa
peroksida. Apabila minyak mengalami oksidasi maka senyawa peroksida yang
dihasilkan akan meningkat. Minyak mempunyai sifat tidak larut dalam pelarut
polar dan larut dalam pelarut nonpolar.
Pada pengamatan yang dilakukan pada uji kelarutan
minyak kelapa , larutan minyak kelapa hanya dapat larut dalam larutan bensin,
mentega, dan larutan air + Na2CO3 + minyak. Hal ini dikarenakan bensin dapat
memecah ikatan polipeptida pada rantai hidrokarbonnya yang terdapat dalam
minyak kelapa dan Na2CO3. Sedangkan pada mentega tidak dapat larut dengan
sempurna karena minyak dan mentega mempunyai ikatan lemak tidak jenuh yang
disebabkan rantai karbonnya dapat menyatu ketika dihomogenkan. Pada larutan
empedu yang tidak larut dalam minyak kelapa terlihat menghasilkan warna hijau
dan ketika dicampurkan dengan minyak kelapa empedu berada dibagian bawah dan
minyak di atas meskipun tidak larut. Hal ini disebabkan larutan empedu mampu
membantu penyerapan lemak namun pada hasil percobaan tidak terjadi adanya
endapan. Pada larutan air, albumin, Na2CO3, alkohol panas, alkohol dingin tidak
larut dalam minyak kelapa karena tidak mempunyai sifat pelarut khusus untuk
minyak kelapa. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat
diketahui bahwa kelarutan suatu zat ditentukan oleh banyak hal, diantaranya
yaitu sifat kepolaran zat dan pelarutnya.
2. Uji pembentukan emulsi
Emulsi adalah salah satu campuran
yang terdiri dari zat yang tidak tercampur atau tidak homogen, seperti air dan
minyak, pengemulsian adalah zat yang menstabilkan emulsi yang biasanya berupa
protein. emulsi dapat pula diartikan sebagai dispersi atau suspensi menstabil
suatu cairan lain yang keduanya tidak saling melarutkan. Supaya terbentuk
emulsi yang stabil maka diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier
atau emulgator yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase
cairan.
Pada pengamatan yang dilakukan pada
tabung I yang diisi dengan air atau aquadest lalu ditambahkan minyak zaitun.
Terbentuk emulsi tetapi emulsinya stabil atau dengan kata lain bahwa kedua
cairan ini tidak larut (tidak menyatu), larutan mengalami emulsi stabil
dikarenakan adanya emulsigator pada reagen uji sehingga kondisinya stabil.
Pada tabung II yang diisi dengan air
atau aquadest lalu ditambahkan minyak zaitun, serta Na2CO3 mengalami emulsi
tapi tidak stabil karena ketiga cairan ini dapat menyatu (larut). Larutan
mengalami emulsi tidak stabil dikarenakan tidak adanya emulsigator pada reagen
uji sehingga kondisinya stabil.
Pada tabung III yang diisi dengan
air atau aquadest lalu ditambahkan minyak zaitun, Na2CO3, serta larutan sabun
mengalami emulsi tapi tidak stabil karena ketiga cairan ini dapat menyatu
(larut), karena sabun merupakan larutan
yang bersifat basa sehingga dapat saling berikatan dengan ikatan minyak zaitun.
Larutan mengalami emulsi tidak stabil dikarenakan tidak adanya emulsigator pada
reagen uji sehingga kondisinya stabil.
IV.
DAFTAR PUSTAKA
Aditia, L. 2013. Laporan Lengkap
Praktikum Biokimia ( Uji Pembentukan Emulsi Lipid). http://lasinrangaditia.blogspot.co.id/2015/04/laporan-lengkap-praktikum-biokimia-uji.html. Diakses pada: 4 Februari 2016.
Fessenden R. J & Fessenden J. S.
1982. Kimia Organik. Jilid II. Edisi Ketiga. Diterjemahkan oleh Aloysius
Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta:Erlangga.
Peda, J. 2013. Laporan Praktikum Biokimia “Uji Lipid”. http://jennypedaujilipid.blogspot.co.id/. Diakses pada: 4 Februari 2016.
Salirawati et, al. 2007. Belajar Kimia Menarik.
Jakarta:Gramedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar