Senin, 22 Februari 2016

LIPID




I.                    TUJUAN
1.1   Tujuan Umum
Mengenal jenis – jenis lipid (lemak) melalui sifat – sifatnya terhadap pereaksi tertentu

1.1.1          Uji Kelarutan
Tujuan
Menentukan derajat kelarutan lemak dalam air, alcohol dingin dan alcohol panas 2 – kloroform
Prinsip
Berdasarkan hokum “like dissolved like” dimana senyawa yang bersifat polar akan relative lebih larut dalam pelarut non – polar

1.1.2          Uji Akroelin
Tujuan
Membuktikan adanya gliserol dalam lemak dan mengidentifikasi bau khas gliserol
Prinsip
Berdasarkan reaksi dehidratasi gliserol dengan HSO4 anhidrat sehingga membentuk senyawa aldehid tidak jenuh (akrolein)

1.1.3          Uji Liberman – Borchatel untuk Kolesterol
Tujuan
Membuktikan adanya kolesterol dalam lemak
Prinsip
Berdasarkan reaksi dehidratasi asam asetat anhidrat menjadi 1,4 – kolesteroldiena

II.                  TEORI DASAR
Lipid berasal dari kata Yunani yang berarti lemak. Secara bahasa lipid merupakan lemak, sedangkan di lihat dari strukturnya, lipid merupakan senyawa trimester yang di bentuk dari senyawa gliserol dan berbagai asam karboksilat rantai panjang. Jadi lemak disusun dari 2 jenis molekul yang lebih kecil yaitu gliserol dan asam lemak. Gliserol adalah sejenis alkohol yang memiliki 3 karbon yang masing – masing mengandung sebuah gugus hidroksil. Asam lemak memiliki kerangka karbon yang panjang, umumnya 16 sampai 18 atom karbon, panjangnya salah satu ujung asam lemak itu adalah kepala yang terdiri atas suatu gugus karboksil dan gugus fungsional yang menyebabkan molekul ini diebut sebagai asam lemak, yang berikatan dengan gugus karboksilat itu adalah hidrokarbon panjang yang disebut ekor.
Suatu lipid didefenisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter. Lipid adalah senawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol yang kadang – kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti : eter, aseton, kloroform dan benzene.
Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari beberapa golonag yang berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang dimiliki, lipid di bagi menjadi beberapa golongan yaitu asam lemak, lemak dan fosfolipid. Lemak secara kimia di artikan sebagai ester dari asam lemak dan gliserol. R1, R2, R3 dalam rumus umum asam lemak adalah rantai hidrokarbon dengan jumlah atom karbon dari 3 sampai 23, tetapi yang paling umum di jumpai yaitu 15 dan 17 ( Salirawati et al, 2007).
Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol, kedua istilah ini berarti “triester (dari) gliserol”. Perbedaan antara suatu lemak dan minyak bersifat sebarang : pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyyak bersifat cair. Sebagian besar gliserida pada hewan adalah berupa lemak, sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak ( Fessenden dan Fessenden, 1982 ).
Lemak di golongkan berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam lemaknya. Adapun penggolongannya adalah asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Lemak yang mengandung asam – asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Dalam lemak hewani misalnya lemak babi dan lemak sapi, kandungan asam lemak jenuhnya lebih dominan. Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang memiliki ikatan rangkap. Jenis asam lemak ini dapat di identifikasi dengan reaksi adisi, dimana ikatan rangkap akan terputus sehingga terbentuk asam lemak jenuh (Salirawati et al, 2007).

III.                GAMBARAN UMUM
Lipid adalah senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol. Lipid tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti ester, aseton, kloroform, dan benzena. Larutan polar merupakan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik sedangkan larutan nonpolar merupakan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Emulsi adalah salah satu campuran yang terdiri dari zat yang tidak tercampur atau tidak homogen, seperti air dan minyak, pengemulsian adalah zat yang menstabilkan emulsi yang biasanya berupa protein. Emulsi dapat pula diartikan sebagai dispersi atau suspensi menstabil suatu cairan lain yang keduanya tidak saling melarutkan. Supaya terbentuk emulsi yang stabil maka diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulgator yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan.
Adapun pembahasan yang diperoleh pada pengamatan ini yaitu:
1. Uji kelarutan lemak dengan minyak kelapa
Minyak atau lemak yang mengandung asam-asam lemak tidak jenuh dapat teroksi dari oksigen yang menghasilkan suatu senyawa peroksida. Apabila minyak mengalami oksidasi maka senyawa peroksida yang dihasilkan akan meningkat. Minyak mempunyai sifat tidak larut dalam pelarut polar dan larut dalam pelarut nonpolar.
Pada pengamatan yang dilakukan pada uji kelarutan minyak kelapa , larutan minyak kelapa hanya dapat larut dalam larutan bensin, mentega, dan larutan air + Na2CO3 + minyak. Hal ini dikarenakan bensin dapat memecah ikatan polipeptida pada rantai hidrokarbonnya yang terdapat dalam minyak kelapa dan Na2CO3. Sedangkan pada mentega tidak dapat larut dengan sempurna karena minyak dan mentega mempunyai ikatan lemak tidak jenuh yang disebabkan rantai karbonnya dapat menyatu ketika dihomogenkan. Pada larutan empedu yang tidak larut dalam minyak kelapa terlihat menghasilkan warna hijau dan ketika dicampurkan dengan minyak kelapa empedu berada dibagian bawah dan minyak di atas meskipun tidak larut. Hal ini disebabkan larutan empedu mampu membantu penyerapan lemak namun pada hasil percobaan tidak terjadi adanya endapan. Pada larutan air, albumin, Na2CO3, alkohol panas, alkohol dingin tidak larut dalam minyak kelapa karena tidak mempunyai sifat pelarut khusus untuk minyak kelapa. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa kelarutan suatu zat ditentukan oleh banyak hal, diantaranya yaitu sifat kepolaran zat dan pelarutnya.
2. Uji pembentukan emulsi
Emulsi adalah salah satu campuran yang terdiri dari zat yang tidak tercampur atau tidak homogen, seperti air dan minyak, pengemulsian adalah zat yang menstabilkan emulsi yang biasanya berupa protein. emulsi dapat pula diartikan sebagai dispersi atau suspensi menstabil suatu cairan lain yang keduanya tidak saling melarutkan. Supaya terbentuk emulsi yang stabil maka diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulgator yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan.
Pada pengamatan yang dilakukan pada tabung I yang diisi dengan air atau aquadest lalu ditambahkan minyak zaitun. Terbentuk emulsi tetapi emulsinya stabil atau dengan kata lain bahwa kedua cairan ini tidak larut (tidak menyatu), larutan mengalami emulsi stabil dikarenakan adanya emulsigator pada reagen uji sehingga kondisinya stabil.
Pada tabung II yang diisi dengan air atau aquadest lalu ditambahkan minyak zaitun, serta Na2CO3 mengalami emulsi tapi tidak stabil karena ketiga cairan ini dapat menyatu (larut). Larutan mengalami emulsi tidak stabil dikarenakan tidak adanya emulsigator pada reagen uji sehingga kondisinya stabil.
Pada tabung III yang diisi dengan air atau aquadest lalu ditambahkan minyak zaitun, Na2CO3, serta larutan sabun mengalami emulsi tapi tidak stabil karena ketiga cairan ini dapat menyatu (larut), karena sabun merupakan  larutan yang bersifat basa sehingga dapat saling berikatan dengan ikatan minyak zaitun. Larutan mengalami emulsi tidak stabil dikarenakan tidak adanya emulsigator pada reagen uji sehingga kondisinya stabil.

IV.                DAFTAR PUSTAKA
Aditia, L. 2013. Laporan Lengkap Praktikum Biokimia ( Uji Pembentukan Emulsi Lipid). http://lasinrangaditia.blogspot.co.id/2015/04/laporan-lengkap-praktikum-biokimia-uji.html. Diakses pada: 4 Februari 2016.
Fessenden R. J & Fessenden J. S. 1982. Kimia Organik. Jilid II. Edisi Ketiga. Diterjemahkan oleh Aloysius Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta:Erlangga.
Peda, J. 2013. Laporan Praktikum Biokimia “Uji Lipid”. http://jennypedaujilipid.blogspot.co.id/. Diakses pada: 4 Februari 2016.
Salirawati et, al. 2007. Belajar Kimia Menarik. Jakarta:Gramedia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar